Ibu K : “Begini bu. Sebenarnya sih penjelasanku tadi udah sangat menjawab pertanyaan ibu. Tapi, dasar orang protestan. Kagak pernah puas. Protes mulu akh hehehe... Beda sama Katolik Ortodox.
Dalam theologi orthodox, Maria adalah orang yang telah mencapai theosis atau penyatuan dengan Allah.
Beliau adalah anak KRISTUS secara rohani, terbukti ketika ia wafat, KRISTUS menggendong rohnya dalam wujud seorang anak kecil.
Maria bukanlah ‘ilah’ atau ‘dewi’ namun adalah seorang yang sudah mencapai kodrat Illahi. Surat Petrus (2 Pet 1:4) menegaskan:
“Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasaan dunia.”
Gitu dehhh...
"Bersukacitalah, sebab Aku menyertaimu semua sepanjang hari-hari hidup kalian!" Sesungguhnya, ia tidak hanya menyertai para Rasul Putra-nya, namun juga semua umat Kristen Orthodox yang beriman dan taat sepanjang zaman.
Setelah melihat dia, mereka dipenuhi dengan sukacita dan berteriak keras, "Bunda Allah, selamatkan kami!" Itulah yang mereka serukan, bukan seruan biasanya, "Tuhan YESUS KRISTUS, tolonglah kami."
Jadi mereka semua yakin bahwa Bunda Allah, seperti Putranya, telah bangkit pada hari ketiga dan telah diubah tubuhnya ke langit. Sejak saat itu, sepotong roti juga telah disisihkan atas namanya, dan dari situlah berasal sebutan Panagia atau Yang Seluruhnya Kudus.
Untuk kenang-kenangan berharga, para Rasul kemudian kembali ke makamnya dan mengambil kain kafan bagi penghiburan mereka yang sedih dan sebagai bukti otentik kebangkitannya dari kubur."
*****
Tak terasa, mereka sudah 1 jam berdiskusi. Bel tanda sekolah berakhir pun mengakhiri debat seru itu. Kedua ibu itu pun mengakhiri diskusi dengan perasaan berbeda. Si Ibu Katolik merasa puas dan lega. Sementara si Ibu Protestan pulang dengan berbagai pertanyaan di pikirannya.
Begitu sampai di rumah, si Ibu Protestan langsung membaca buku-buku tentang Maria yang pernah dihadiahkan seorang sahabatnya yang Katolik saat pernikahannya 10 tahun yang lalu, sembari meneliti ayat-ayat Kitab Suci yang dikatakan si Ibu Katolik di sekolah tadi. Selesai >> Halaman Awal!
Selengkapnya: 1 > 2 > 3 > 4 > 5 > 6 > 7
Lusius Sinurat
Posting Komentar