(1) Rerum Novarum
- Kondisi Pekerja
- Paus Leo XIII, 15 Mei 1891
- 40 tahun Rerum Novarum
- Paus Pius XI, 15 Mei 1931
- Ibu dan Gereja
- Paus Yohanes XXIII, 15 Mei 1961
- Damai di Bumi
- Paus Yohanes XXIII, 11 April 1963
- Deklarasi Kebebasan Beragama
- Konsili Vatikan II, 7 Desember 1965
- Gereja di Dunia Dewasa Ini
- Konsili Vatikan II, 7 Desember 1965
- Perkembangan Bangsa-Bangsa
- Paus Yohanes Paulus VI, 26 Maret 1967
- 40 Tahun Rerum Novarum
- Paus Pius XI, 15 Mei 1971
- Keadilan Dunia
- Sinode Uskup, 30 November 1971
- Hakikat Kerja
- Paus Yohanes Paulus II, 14 September 1981
- Teologi Pembebasan
- Kongregasi Doktrin Iman, 6 Agustus 1984
- Perhatian Akan Masalah Sosial,
- Perayaan 20 Tahun Populorum Progressio
- Paus Yohanes Paulus II, 30 Desember 1987
- Karya Sosial Gereja
- Perayaan 100 Tahun Rerum Novarum
- Paus Yohanes Paulus II, 15 Mei 1991
Ensiklik sosial itu tidak lepas dari konteks sejarahnya. Inilah kelebihan dan menariknya mempelajari teks-teks karena tidak lepas dari konteksnya. Misalnya, Ensiklik pertama Rerum Novarum (1891) sendiri lahir dalam konteks ketegangan dua kubu ideologi besar saat itu, yakni kapitalisme dan sosialisme-komunisme.
Pacem in Terris (Damai di Bumi, 1963) lahir karena krisis nuklir, paska Krisis Misil di Kuba (1962) dan pembangunan Tembok Berlin. Ensiklik Quadragessimo Anno lahir dalam konteks Perang Dunia I (1914-1918), Perang Dunia II, Rasisme Jerman, Komunisme Soviet, Fasisme Mussolini, dan krisis ekonomi dunia yang dikenal dengan The Great Depression.
Ensiklik Rerum Novarum membahas tentang kondisi kelas kerja pada waktu itu, yakni buruh. Paus Leo XIII prihatin pada kondisi buruk para buruh, khususnya di negara-negara industri. Dilihat sejarahnya, ini sebagai dampak dari Revolusi Industri yang melahirkan pembagian kelas sosial, yakni kelas kapitalis (majikan) dan kelas pekerja (buruh).
Para pecandu Marx sering mengkaitkan ini dengan gagasannya tentang Das Kapital dan relasi kapital dan pekerja. Ensiklik kedua Quadragessimo Anno. Ensiklik ini ditulis oleh Paus Pius XI pada peringatan 40 tahun lahirnya Rerum Novarum.
Pius XI mengkritik tajam penyalahgunaan kapitalisme dan komunisme dan berusaha menyesuaikan Pengajaran Sosial Katolik dengan keadaan yang sudah berubah. P
ius XI memperluas keprihatinan Gereja akan kaum buruh miskin, termasuk struktur-struktur yang menindas mereka. Paus inilah yang pertama kali menggulirkan istilah subsidiaritas dalam usaha membantu kaum buruh dan masyarakat tertindas.
Mater et Magistra (Paus Yohanes XXIII, 15 Mei 1961) dan Pacem in Terris, Paus Yohanes XXIII, 11 April 1963) , menyampaikan sejumlah petunjuk bagi umat Kristiani dan para pengambil kebijakan dalam menghadapai kesenjangan antara bangsa-bangsa yang kaya dan yang miskin, dan ancaman terhadap perdamaian dunia.
Paus mengajak orang Kristiani dan semua orang yang berkehendak baik bekerja sama menciptakan lembaga-lembaga sosial, sekaligus menghormati martabat manusia serta menegakkan keadilan dan perdamaian.
Gaudium et Spes, Konsili Vatikan II, 7 Desember 1965, konsili meneguhkan bahwa perutusan khas religius Gereja memberinya tugas terang , dan kekuatan yang dapat membantu pembentukan dan pemantapan masyarakat manusia menurut hukum ilahi. Keadaan, waktu, dan tempat menuntut Gereja agar dapat dan bahkan harus memulai kegiatan sosial demi semua orang.
Paulus VI dalam ensiklik Populorum Progressio (1967) dan surat apostolik Octogesima adveniens (1971) menegaskan masalah sosial, yang kini menjadi tajam terutama di Amerika Latin. Keduanya menghimbau agar negara kaya dan negara miskin bekerja sama menciptakan tata keadilan dan tata dunia.
Laborem Exercens, Hakikat Kerja, Paus Yohanes Paulus II, 14 September 1981 berisi pandangan Katolik mengenai kerja manusia. Dari kerja, manusia memperoleh martabatnya yang istimewa. Penaklukan bumi (dalam arti luas) hanya bisa dilakukan melalui kerja.
Bekerja memampukan manusia mencapai kedaulatannya dalam dunia yang kelihatan sebagaimana layaknya baginya. Kerja akan lebih memanusiawikan pelakunya. Kerja adalah kunci persoalan sosial. Kendatipun kerja merupakan sesuatu yang mulia, namun kenyataannya para pelaku kerja justru mengalami berbagai penderitaan dalam menjalani kerja.
Hal ini diakibatkan oleh pandangan umum masyarakat yang keliru dalam memaknai kerja. Kerja lebih dipandang sebagai barang dagangan. Buktinya manusia diperdagangkan, kerja hanya dihubungkan dengan pencarian uang, dan tentu banyak lagi yang diungkap oleh dokumen ini terutama dalam menanggapi persoalan modern berupa kesenjangan dan penghisapan satu kelompok manusia terhadap kelompok yang lain.
Harus tetap diakui bahwa dokumen ini tak seperti teori-teori sosial lainya, yang menawarkan rumusan kongkret untuk mengatasi persoalan sosial yang kompleks ini.
Sollicitudo Rei Socialis (Keprihatinan Sosial) tahun 1987 tentang meningkatnya jumlah penderita kemiskinan dan stuktur-struktur dosa yang membelenggu masyarakat. Dan terakhir, Centesimus Annus (Ulang tahun Ke-100 Rerum Novarum) tahun 1991.
Dokumen yang lahir pada ulang tahun ke-100 Rerum Novarum ini menanggapi keruntuhan komunis internasional dan masyarakat barat yang konsumtif. Gereja diharapkan terus belajar untuk bergumul dengan masalah-masalah sosial.
Demikianlah seputar isi ASG. ASG merupakan jawaban Gereja atas situasi dunia. Paus Benedictus XVI dikabarkan dalam situs berita Katolik sedang mempersiapkan ensiklik sosial pertamanya yang isunya berjudul Labor Domini. Tidak lupa juga pada tahun ini akan diperingati 115 tahun lahirnya Rerum Novarum.
Dari berbagai sumber.
Catatan:
- Nostrae Aetate dan Dignitatis Humanae dua dokumen yang berbeda tapi sama sama dibuat dalam Konsili Vatikan II, 1965. Temanya juga beda. Kalo gak salah ada lagi, evangelii nuntiandi – penginjilan dalam dunia modern, paus paulus vi – 1975
- Konteks sosial macam apakah yang melandasi Octogesima Adveniens, baik di Eropa maupun di belahan dunia lain (Asia,Afrika dan Amerika Latin) terutama pada tahun 60-70-an?
Lusius Sinurat
Posting Komentar