Secara gamblang gereja menterjemahkan kebangkitan sebagai hadirnya cahaya di kegelapan. Peristiwa sengsara, wafat dan dimakamkannya Yesus dipandang sebagai peristiwa kegelapan, saat di mana dunia tak bersahabat atau mengesampingkan kebenaran, keadialan, dan cintakasih. Sedangkan peristiwa kebangkitan adalah ketika dunia yang dibuai kegelapan tadi akhirnya mendapat secercah cahaya.
Di sini Allah sungguh tidak tega membiarkan ciptaanya diliputi gulita. Bukankah Allah menciptakan dunia dengan perlengkapan sempurna, termasuk benda penerang? (Kej 1:1-2:2).
Di sini Allah sungguh tidak tega membiarkan ciptaanya diliputi gulita. Bukankah Allah menciptakan dunia dengan perlengkapan sempurna, termasuk benda penerang? (Kej 1:1-2:2).
Tentu Allah tak membiarkan benda penerang disingkirkan manusia, yang adalah ciptaanNya juga. (Kej 1:26-31a). Sungguh ini bukan omongkosong belaka!
Beribu-ribu tahun silam, manusia sudah biasa mengecewakan Allah, penciptaNya. salah satu peristiwa imani yang tertulis dalam Perjanjian Lama adalah bagaimana Keturunan Abraham (Kej 22:1-18) mulai berpaling dari Allah, hingga akhirnya menuju perbudakan di Mesir.
Beribu-ribu tahun silam, manusia sudah biasa mengecewakan Allah, penciptaNya. salah satu peristiwa imani yang tertulis dalam Perjanjian Lama adalah bagaimana Keturunan Abraham (Kej 22:1-18) mulai berpaling dari Allah, hingga akhirnya menuju perbudakan di Mesir.
Sekali lagi, Allah yang setia itu tetap memberi secercah cahaya yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan itu (Kel 14:15-15:1).
Tak hanya dibebaskan, mereka dibebaskan secara unik: dalam perjalanan menuju Kanaan. Di siang hari ada Tiang Awan yang melindungi dan di malam hari ada Tiang Api yang menerangi!.
Tak hanya dibebaskan, mereka dibebaskan secara unik: dalam perjalanan menuju Kanaan. Di siang hari ada Tiang Awan yang melindungi dan di malam hari ada Tiang Api yang menerangi!.
Singkatnya, Allah tetap setia, kendati kita pendosa! (Yes 55:5-14). Hal ini seakan menegaskan kembali kesetiaan Allah yang tak tertandingi oleh siapa dan oleh apapun kepada manusia. Ibarat air, Allah itu pemuas dahaga. (Yes 55:1-11).
Demikianlah pada akhirnya, semakin manusia memeluk gelap, semakin Allah erat memeluk manusia dengan memberi terang yang semakin terang. Dia lah Mesias, Yesus Kristus, Anak Allah yang diutus menerangi dunia penuh gulita tadi.
Namun, lagi dan lagi, manusia sedemikian mencintai kegelapan itu, hingga Sang Terang itu pun disingkirkan: Ia didakwa sebagai perusak kegelapan dunia.
Demikianlah pada akhirnya, semakin manusia memeluk gelap, semakin Allah erat memeluk manusia dengan memberi terang yang semakin terang. Dia lah Mesias, Yesus Kristus, Anak Allah yang diutus menerangi dunia penuh gulita tadi.
Namun, lagi dan lagi, manusia sedemikian mencintai kegelapan itu, hingga Sang Terang itu pun disingkirkan: Ia didakwa sebagai perusak kegelapan dunia.
Akhirnya, Allah merasa perlu kekuatan ekstra untuk mengembalikan manusia pada jati dirinya. Untuk itulah Allah membangkitkan Kristus dari kegelapan kubur, dari kematian. Allah seakan mau mengatakan, "Saat manusia menyingkirkan sang Terang maka akan kuberikan Terang yang lebih terang.
Inilah peristiwa kebangkitan itu...
Inilah peristiwa kebangkitan itu...
Saat intimitas manusia dengan kegelapan (dosa) dikalahkan oleh totalitas cinta Kristus. Maka kita, pengikutNya diajak bermadah merdu dan girang: "Haec dies quam fecit Dominus; Exultemus et latemur in ea, alleluia..." (Terpujilah tuhan Mahakuasa; mari kita sukaria bergembira alleluia...).
Mengapa kita harus bersukaria? Sebab Kristus, sang Kurban Paskah telah mengalahkan kegelapan (dosa) kita. Intinya, Saat cahaya kebangkitan Kristus yang dihadirkan, kegelapan yang dicintai manusia sungguh tak berdaya, kalah, dan terinjak-injak.
Refleksi
Lalu, siapa saja yang melihat, mengerti, mengimani dan meresapkan imannya lewat peristiwa agung ini? Yaitu, mereka yang mau dan berani "bergegas pagi-pagi benar" ke makam Yesus. Hanya mereka yang pergi "pagi-pagi benar" saja lah yang bisa memahami dan mengimani kebangkitan itu.
Lalu, siapa saja yang melihat, mengerti, mengimani dan meresapkan imannya lewat peristiwa agung ini? Yaitu, mereka yang mau dan berani "bergegas pagi-pagi benar" ke makam Yesus. Hanya mereka yang pergi "pagi-pagi benar" saja lah yang bisa memahami dan mengimani kebangkitan itu.
Artinya, hanya kita yang senantiasa bergegas untuk Tuhan lah yang mengalami kebangkitan dalam hidupnya. Maka, jangan jadikan dirimu sebagai saksi terakhir, melainkan sebagai saksi pertama dan utama - sebagaimana dilakoni Maria Magdalena, perempuan lian, juga Petrus dkk.
Sungguh, inilah keindahan paskah...
Sungguh, inilah keindahan paskah...
Ketika dalam hidup ini kita sadar dan meyakini bahwa Allah selalu memberi Terang di saat kita mengalami kegelapan; di saat setumpuk masalah ada depan mata, di saat berbuat dosa tak lagi dianggap aneh..dan di saat kita merasa tak lagi butuh Allah..
Sekali lagi, Allah selalu mengutus TerangNya.
Sekali lagi, Allah selalu mengutus TerangNya.
Jadilah Terang dan terang itu pun jadi!!!! Amin
Victimae paschali laudes immolent Christiani! Alleluia!Hai pengikut Kristus, Pujilah Kristus, Sang Kurban paskah! Alleluia!
Malam Paskah (vigili)
03 April 2010
Lusius Sinurat
Posting Komentar