Sajian Utama:
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Kapitel Jenderal OSC diselenggarakan di Indonesia, belum lama ini, tepatnya di Bandung, Jawa Barat. Apa isinya?
Mereka menegaskan kembali visi misi Ordo, yakni hidup berliturgi dan hidup berkomunitas. Karya-karya Ordo ini juga bervariasi, yakni pendampingan kaum muda, dan pendidikan.
Untuk mewujudkan impian Ordo tentu banyak tantangannya, seperti disampaikan Provinsial OSC, antara lain banyak imam muda yang cepat mengalami krisis, belum lagi tantangan pastoral di tanah Sunda.
Lengkapnya simak laporan kami.
Dari Kapitel Ordo Salib Suci
Dalam usia menjelang 800 tahun, untuk pertama kalinya Ordo Salib Suci (OSC) menggelar Kapitel Jenderal di Indonesia. Ordo yang memiliki pakaian mirip pinguin ini tersebar di Jawa Barat, Jakarta, Sumatera Utara, dan Papua. Dalam Kapitel, komunitas normatif menjadi isu yang sempat memanas…
Liturgi, Prioritas Salib Suci
Liturgi, Prioritas Salib Suci
“Wah, saya senang mengikuti kursus liturgi di Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia (ILSKI). Akhirnya, saya mengetahui apa itu liturgi dan bagaimana mempraktikkan liturgi dengan baik.” Salah seorang peserta kursus liturgi, Laurentius Susanto Nugroho, menyatakan kesannya saat ia mengikuti kursus liturgi di Gedung ILSKI, Rumah Retret Pratista, Cimahi, Jawa Barat, Jumat, 2/9.
Warga Paroki Santa Monika Bumi Serpong Damai Tangerang, Banten ini mengaku, lewat kursus ini ia mengetahui mana praktik liturgi yang benar dan yang salah menurut Gereja….
Karya Salib Suci di Jawa Barat Bertambah banyaknya imam Projo di Keuskupan Bandung justru sangat bagus. Ini menantang OSC terus berkembang mencari lahan karya baru di luar Keuskupan Bandung.
Hal ini disampaikan Provinsial Ordo Salib Suci, Pastor Agustinus Rahmat Widiyanto ,OSC, saat diwawancarai, RB Yoga Kuswandono dari HIDUP di Provinsialat OSC Jalan Nias, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 30/9…
Spiritualitas Ordo Sanctae Crucis Ordo Salib Suci adalah Ordo Kanonik Regulir. Artinya: Ordo yang hidup menurut peraturan atau aturan tertentu. Peraturan tersebut didasarkan pada Regula Santo Agustinus dan Konstitusi Ordo Salib Suci.
Ciri utama dari para anggota Ordo Salib Suci adalah hidup bersama. Maka, di dalam komunitas Ordo Salib Suci selalu terdapat dua atau lebih anggota yang tinggal bersama.
Spiritualitas Ordo Sanctae Crucis Ordo Salib Suci adalah Ordo Kanonik Regulir. Artinya: Ordo yang hidup menurut peraturan atau aturan tertentu. Peraturan tersebut didasarkan pada Regula Santo Agustinus dan Konstitusi Ordo Salib Suci.
Ciri utama dari para anggota Ordo Salib Suci adalah hidup bersama. Maka, di dalam komunitas Ordo Salib Suci selalu terdapat dua atau lebih anggota yang tinggal bersama.
Hal lain yang menjadi ciri dari anggota Ordo Salib Suci adalah hidup berimbang antara karya dan doa (vita mixta). Selain itu, liturgi pun mendapat perhatian yang mendalam dari para anggota Ordo Salib Suci.
In Cruce Salus (di dalam Salib termaktub Keselamatan) adalah motto yang selalu diemban oleh para anggota Ordo Salib Suci.
In Cruce Salus (di dalam Salib termaktub Keselamatan) adalah motto yang selalu diemban oleh para anggota Ordo Salib Suci.
Salib tidaklah semata dipandang sebagai simbol penderitaan dan kesengsaraan, namun lebih dipandang sebagai daya yang mampu memancarkan nilai-nilai keselamatan bagi hidup manusia.
Oleh karenanya, setiap anggota Ordo Salib Suci harus mampu mewartakan Kristus yang tersalib, harus mampu menawarkan nilai-nilai keselamatan, dan harus mampu mengangkat martabat mereka yang miskin, tersingkir, hina, dan termarjinalisasi kepada keselamatan nyata di dunia ini.
Semangat hidup ini diintegrasikan dengan tiga pilar utama yang menjadi karisma dari Ordo salib Suci, yaitu:
Sumber: Majalah HIDUP, 26/10/2009
Lusius Sinurat
Semangat hidup ini diintegrasikan dengan tiga pilar utama yang menjadi karisma dari Ordo salib Suci, yaitu:
- Cultus (kebersatuan hidup dengan Allah). Hal ini diekspresikan dengan doa, merayakan misa, spiritualitas batin, dan perayaan liturgi lainnya.
- Communio (kebersatuan dengan konfrater). Hal ini diekspresikan dengan kemampuan untuk hidup bersama dengan konfrater lain (dalam satu komunitas minimal ada dua konfrater), kemampuan bekerjasama, kemauan untuk saling menguatkan dan membela, serta kemauan dan kemampuan serta kesanggupan untuk berkorban dan berjuang bersama konfrater.
- Caritas (kebersatuan dengan orang-orang di sekitar atau dengan umat yang dilayani). Hal ini diekspresikan dengan karya, pengabdian dalam kerasulan.
Sumber: Majalah HIDUP, 26/10/2009
Lusius Sinurat
Posting Komentar