Foro: Pope Francis Homily |
Perhatikan ringkasan dari Dei Verbum (DV) No. 21 berikut:
- Kitab-kitab ilahi dihormati oleh Gereja, terutama dalam liturgi suci. Tiada hentinya menyambut roti kehidupan dari meja sabda Allah. Kitab-kitab itu bersama dengan Tradisi Suci dipandang sebagai norma iman yang tertinggi.
- Sebab Kitab-kitab itu diilhami oleh Allah sekali untuk selamanya telah dituliskan, serta tanpa perubahan manan pun menyampaikan sabda Allah sendiri, juga mendengarkan suara Roh Kudus dalam sabda para Nabi, para Rasul.
- Karena itu, semua pewartaan dalam Gereja juga agama Kristiani sendiri harus dipupuk dan diatur oleh Kitab Suci. Sebab dalam Kitab-kitab suci Bapa yang ada di surga penuh cinta kasih menjumpai para putraNya dan berwawancara dengan mereka. Ada pun sedemikian besarlah daya dan kekuatan sabda Allah, sehingga bagi Gereja merupakan tumpuan serta dan kekuatan.
Kutipan dari DV 21 dengan jelas menyatakan bahwa Kitab Suci memiliki peranan dan kedudukan yang amat penting dalam Gereja.
Bersama-sama dengan Tradisi Gereja, Kitab Suci menjadi norma iman yang tertinggi. Seluruh pewartaan dan hidup Gereja harus selalu dikontrol dan dinilai dari Kitab Suci sebab dalam Kitab Suci tertulis seluruh wahyu Allah.
Maka konstitusi liturgi menyebut bahwa pewartaan Gereja bersumber pada Kitab Suci (SC 35). Bacaan-bacaan Kitab Suci itu merupakan ousat dan puncak perayaan liturgi sabda.
Menurut tradisi liturgis, bacaan-bacaan Kitab Suci tidak pernah diganti dengan bacaan lain, meskipun Bacaan I tu amat bermutu secara teologis. Lanjut Baca!
Posting Komentar