Sumber: Boring Homoly |
Manusia mengungkapkan, mengkomunikasikan, mengerti dan memahami diri dan dunia, melalui bahasa, baik bahasa verbal, maupun bahasa non-verbal.
Seluruh misteri pewahyuan Allah kepada manusia disampaikan dan diterima oleh manusia melalui kata dan bahasa tersebut.
Sabda dalam Kitab Suci selalu menunjuk dua hal sekaligus yakni ungkapan bahasa dan isi/makna dibalik ungkapan bahasa. Keduanya merupakan kesatuan realitas:
- dalam sabda hadirlah selalu isi yang dikatakan
- isi hanya dapat ditangkap melalui/dan dalam sabda.
Segi efektivitas sabda Allah itu menunjuk dayaguna sabda Allah, artinya sabda Allah yang keluar dari mulut Allah adalah sabda yang berdaya guna. Sabda Allah yang memiliki daya dan kekuatan dinamis yang sanggup mengubah dan menghasilkan sesuatu
Sabda Allah berdayacipta (Yes 55:10-11), yaitu membuat ada yang tidak ada sesuai dengan sabdaNya (bdk. Kej 1:1-2:4b; dalam konteks perjanjian baru dapat dibaca: Ibr 1:1-2, Ibr 1:3; Yoh 1:33; Yoh 1:14].
Yesus adalah Sang Sabda
Dengan demikian, Yesus Kristus tidak hanya menyampaikan pewartaan sabda Allah, sebagaimana dibuat para nabi Perjanjian lama, melainkan Dia adalah Sang Sabda Allah sendiri.
Misteri penjelmaan Sang Sabda mewahyukan dimensi terdalam karya keselamatan Allah merasuk dan masuk ke dalam seluruh segi hidup kehidupan manusia dan sekaligus mengangkat hidup manusia itu ke dalam hidup Allah sendiri.
Kini Allah tidak hanya berkomunikasi dengan kita melalui kata dan bahasa manusia, melainkan Ia menjumpai kita dalam rupa dan bentuk manusia, yaitu Yesus Kristus. Baca Selanjutnya!
Posting Komentar