Perbedaan Musik Liturgi, Musik Pop Rohani dan Musik Profan
KETERANGAN
| MUSIK LITURGI
| MUSIK POP ROHANI
| MUSIK PROFAN
| |
SYAIR
| Isi
| Khusus diciptakan untuk tujuan liturgi.
| Puisi/puitis
| Puisi/puitis
|
Sumber
| Kitab suci atau teks ibadat/misa.
| Umumnya memakai bahasa sehari-hari, dan sangat individualistis.
| Umumnya dipakai suatu bahasa sastra / khusus, bukan bahasa sehari-hari.
Tujuannya
| |
Tujuan
| Untuk menyapa tuhan (permohonan & syukur), ungkapan iman, harapan, dan kasih pada tuhan. | Untuk menyapa tuhan dan sesama.
| Untuk menyapa sesama.
| |
MUSIK
| Lagu
| Mendukung/ mengabdi pada syair.
| Belum tentu mendukung syair, kadang bertolak belakang dengan isi syair. | Tidak hanya mendukung syair
|
Ket.
| Musik nyanyian ibadat tidak harus enak didengar (easy listening). | Seringkali membuat suasana menjadi sentimentil, ringan, kurang menantang dan cengeng; yang penting musiknya enak/asyik didengar. | Musiknya terkadang punya tujuan dalam dirinya sendiri. | |
FUNGSI
| Utama
| Nyanyian / musik ibadat adalah suatu bagian yang integral dari perayaan liturgi yang befungsi untuk: Mengiringi liturgi, mis: perarakan, melagukan liturgi (mis: doa syukur, doa permohonan), pewartaan kita suci, atau ungkapan iman. | Fungsi / tujuan:
Tujuan utama untuk hiburan rohani, untuk memberikan suasana rohani, untuk show, untuk bersenang-senang saja dan juga seringkali bersifat komersial.
Artinya memang
| Fungsi / tujuan:
Tujuan utama untuk menyenangkan / hiburan, untuk menaruh perhatian, menunjukkan kebolehan, dan tak jarang bersifat komersial.
Artinya
|
Lain
| Diciptakan untuk menciptakan suasana perayaan, tepatnya untuk memperindah ibadat | Diciptakan untuk keperluan di luar ibadat.
| Diciptakan untuk dipakai secara umum di segala tempat, namun tetap di luar ibadat. | |
SIFAT
| Utama
| Eklesial—ibadat / liturgi selalu dirayakan bersama-sama dengan umat yang hadir (eklesial). | Individual—lagu pop rohani dibawakan sebagai nyanyian solois (maka ada biduan/artisnya), sesuai dengan syairnya menggunakan kata ganti “aku” bukan “kami” atau “kita”. | Individual—lagu pop/profan dibawakan secara solois [ada biduan/artisnya] sesuai dengan syairnya; dan menggunakan kata “aku” |
Ket.
| Dialog dalam liturgi tidak bertentangan dengan kebersamaan tetapi sebaliknya meningkatkannya. | Sifat lagu ini tidak berubah, meskipun dibawakan oleh paduan suara. | Sifat lagu ini tidak berubah, meskipun dibawakan oleh paduan suara. | |
KEKHASAN
| Fungsi
| Untuk ibadat (perayaan liturgi gereja)
| Untuk hiburan, pop (di luar ibadat)
| |
Karakter
| Sakral: alat musik khusus untuk ibadat
| Profan: alat musik populer
| Profan: alat musik populer
| |
Musik yang dihasilkan
| Sakral, di mana melodinya mengalir dan warna suara yang dihasilkan mengajak orang untuk berdoa (teologi-biblis). | Ringan, tanpa bobot, sesuai selera massal (trend), menghindari kepadatan isi syair dan tidak bertahan lama. | Ringan, sengaja tanpa bobot dengan irama ritmisnya (mis: dangdut) untuk menghindari stress dan pikiran yang mendalam. Lagu pop serta tidak tahan lama alias mudah sekali dilupakan orang, karena selalu muncul lagu lain yang lebih trend. | |
Alat musik
| Organ pipa
| Alat musik populer
| Alat musik populer
|
Posting Komentar