Hal-hal Praktis Dalam Musik Liturgi
I. Alat Musik
01. Orgel Pipa - Suaranya mampu memeriahkan upacara-upacara gerejani secara mengagumkan; dan mengangkat hati umat kepada Allah, ke surga.
02. Jenis Alat Musik Lain – boleh, asal:
- Membantu memantapkan penghayatan umat beriman;
- Sesuai dengan fungsi kudusnya (dari sebuah lagu/jenis musik);
- Cocok dengan keanggunan gedung gereja – memudahkan partisipasi umat
- Dilarang menggunakan alat-alat musik yang benar-benar sekuler
II. Solis / Pemazmur
01. Buku yang digunakan:
- Lectionarium Missalis Romani – LM (Buku Bacaan Misa).
- Graduale Simplex (Buku Mazmur Tanggapan).
- Ambo
- Tempat lain yang pantas
- Pemazmur berdiri;
- Umat duduk – berpartisipasi mengulang refren / ayat ulangan.
- Dinyanyikan (seharusnya); atau
- Didaraskan (dalam kondisi tidak ada pemazmur atau tidak dipersiapkan).
- Segala saran yang tersedia dalam aneka kebudayaan dimungkinkan untuk digunakan, asalkan relevan dengan Tata Bacaan Misa;
- Sambil mempertimbangkan Mazmur Tanggapan yang berkaitan dengan masa liturgi yag berbeda-beda, misalnya misa votif, misa requiem (konsultasikan dengan imam yang memimpin perayaan tersebut).
- Dipilih secara sekasama, sesuai dengan pemahaman umat peraya (misalnya, anak-anak, dewasa, orang tua, dll).
- Jika hanya 1 bacaan saja yang dipilih, nyanyian Mazmur Tanggapan langsung disambung alluia dan Injil.
- Solis/pemazmur
- Bila tidak ada solis/pemazmur, Mazmur tanggapan boleh dibawakan oleh lektor, pembantu imam, atupun imam sendiri
- Paduan suara atau umat
a. Hanya Solis
- Solis menyanyikan seluruh teks mazmur, tanpa intervensi refren tyang diulangi oleh jemaat.
- Teks dinyanyikan dengan nada sederhana (gaya Gregorian), gaya disentak-sentakkan (gaya Gelineau), atau lagu kesenian yang memiliki susunan musik yang khas pengarang untuk ayat/bait-nya.
- Kelebihan: teks dapat diartikulasikan dengan jelas oleh vokal tunggal
- Kelemahan: (a) bisa mengaburkan struktur mazmur yang telah dikanonkan (diterima resmi oleh Gereja), (b) bisa menyebabkan ketidakserasian pada bagain solis, dan (c) membuat jemaat sebagai pendengar pasif.
- Paduan suara menyanyikan mazmur seluruhnya tanpa intervensi refren yang diulang-ulang oleh umat
- Gaya lagu: nada sederhana (gaya Gregorian), gaya disentak-sentakkan (gaya Gelineau), dan rumusan pendarasan yang telah diselaraskan (gaya Anglikan).
- Kelebihan: menyisihkan ketiedakseraian penampilan vokal dalam format solo direct (format a).
- Kelemahan: mengaburkan teks, dan masih tetap mempertahankan format solo direct (format a).
- Jemaat seluruhnya yang menyanyikan seluruh teks mazmur tanpa refren yang berulang.
- Gaya lagu: nada sederhana (gaya Gregorian), gaya disentak-sentakkan gaya Gelineau), atau lagu kidung dengan teks mazmur parafrasal yang berirama (misalnya versi terjemahan gaya Anglikan).
- Kelebihan: melibatkan termasuk seluruh jemaat aktif dalam membawakan keseluruhan teks mazmur.
- Kelemahan: ia menuntut pengetahuan tekstual dan musikal dari jemaat atas sumber-sumber yang seluruhnya dicetak demi memudahkan nyanyian itu.
- Solis dan paduan suara menyanyikan ayat-ayat mazmur dengan refren yang sama terus berulang dinyanyikan oleh jemaat.
- Kelebihan: tidak dituntut pemahaman tekstual dan musikal dari jemaat (karena refren dapat dipelajari secara rutin), namun mereka dapat dilibatkan secara aktif dalam menyanyikan bagian teks lewat vokal.
- Kelemahan: refren yang diulang-ulang tidak dapat dijadikan cermin dari perekembangan pemikiaran dalam teks kanonis.
- Menampilkan teknik, kelebihan, dan kekurangan seperti nyanyan lagsung dibawakan jemaat (lihat bag. 8c di atas)
- Kelebihan: jemaat secara vokal tidak terlalu terbebani karena setengah jemaat diam ketika setengah lainnya bernyanyi (Offisi)
- Kelemahan: -
- Misalnya mendaraskan mazmur dengan iringan musik.
- Bentuk lain: mendaraskan mazmur dengan atau tanpa sebuah refren yang diulang-ulang, dinyanyikan oleh jemaat.
Posting Komentar