pada baunya rerumputan
yang belum lama kita tanam
Nyatanya kita harus pulang
'tuk menyiram dan menyiangi
memisahkan rumput dari ilalang
di desa tempat leluhur melahirkan kakek moyang kita
Kita sama-sama rindu
pada wanginya tanah berlapis aspal
pada suasana kota penuh klekson kendaraan
pada para pengendara yang terbiasa
menerobos lampur merah
di kota tempat pertemuan kita
Nyatanya kita harus pulang
karena kita merindukan kesemrawutan
hingga di sana kita menjadi pembeda
Pulanglah, sayang
sebab tiap pematang sawah di desa merindukan tapak kakimu
dan tiap kesemrawutan kota menantikan senyummu
pulanglah sayang
karena aku merindukanmu
Lusius Sinurat
Posting Komentar