Tatkala hempasan ombak mengombang-ambing bahtera
apakah tsunami lantas akan meluluhlantakkan bumi?
mari kita tanya nabi Nuh, sang nahkoda bahtera
Tatkala kabut menyelimuti angkasa apakah hujan pasti turun?
mari kita tanya bangsa Israel di era Musa
yang melewati di padang gurun di bawah kabut di angkasa
Tatkala Lahar membara keluar dari perut
Merapi apakah sungguh akan terjadi letusan dahsyat?
Mungkin bisa kita tanya mbah Marijan
yang merasa telah “menjinakkan” sang Merapi
kendati akhirnya ia mati karena api dari gunung Merapi
Namun, jauh sebelum semuanya ini terbukti tatkala letusan
Merapi tak terjadi, mengapa gempa bumi seakan menjadi solusi?
Mari kita tanya mereka yang ditimpa gempa Jogja
Dulu dan kini tanda-tanda menjadi berbeda tak lagi ada kepastian di semesta
Hari-hari ini kita
—bersama para seismograf dan geofisikawan—
bahkan tak bisa meprediksi datangnya bencana alam
maka jangan tanyakeun kenapa…
semesta murka dan menebar angkara
menelan simbol-simbol dan pesona kedigdayaan manusia
menafikan segala jerih payah kita merenggut jiwa-jiwa tak berdosa
Hari ini Gempa Yogya
seakan menjadi bukti bahwa kepastian dari tanda-tanda alam makin langka
nyaris tak terjangkau kendati kepastian dari dua “orang pintar”: Mbah Marijan bahwa
Merapi tak akan meletus mungkin saja sudah sempat mewarnai pikiran kita
kendati pada akhirnya kita tahu: baik “orang pintar” maupun “orang pandai”
tak pernah memberi jawaban pasti mengenai kepastian itu sendiri
Hari ini semesta seakan menyadarkan kita
bahwa kepastian tak mungkin kita raih
karena dia misteri abadi yang tak terselami
kepastian itu itu milik Sang Abadi,
yang hanya diketahui Bapa sendiri
Inilah pernyataan resmi yang pernah kudengar tentang hal itu:
“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak,
dan Anakpun tidak, Hanya Bapa sendiri."
Kalau begitu tidak ada yang pasti !
Mandrehe, medio 2006
Lusius Sinurat
bahkan tak bisa meprediksi datangnya bencana alam
maka jangan tanyakeun kenapa…
semesta murka dan menebar angkara
menelan simbol-simbol dan pesona kedigdayaan manusia
menafikan segala jerih payah kita merenggut jiwa-jiwa tak berdosa
Hari ini Gempa Yogya
seakan menjadi bukti bahwa kepastian dari tanda-tanda alam makin langka
nyaris tak terjangkau kendati kepastian dari dua “orang pintar”: Mbah Marijan bahwa
Merapi tak akan meletus mungkin saja sudah sempat mewarnai pikiran kita
kendati pada akhirnya kita tahu: baik “orang pintar” maupun “orang pandai”
tak pernah memberi jawaban pasti mengenai kepastian itu sendiri
Hari ini semesta seakan menyadarkan kita
bahwa kepastian tak mungkin kita raih
karena dia misteri abadi yang tak terselami
kepastian itu itu milik Sang Abadi,
yang hanya diketahui Bapa sendiri
Inilah pernyataan resmi yang pernah kudengar tentang hal itu:
“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak,
dan Anakpun tidak, Hanya Bapa sendiri."
Kalau begitu tidak ada yang pasti !
Mandrehe, medio 2006
Lusius Sinurat
Posting Komentar