Ritus perkawinan adat Batak-Toba terjadi dalam suatu proses panjang, mulai dari upacara inisasi kedewasaan, tahap berkenalan, peminangan, penentuan maskawin, pemberkatan (di Gereja), pesta adat perkawinan, hingga menjemput pengantin.
Dengan melihat tahap-tahap ini, tidak mengherankan apabila upacara perkawinan adat Batak-Toba tampak rumit dan memakan waktu yang begitu lama.
Sedemikian rumit, sehingga sulit mencari locus rei perkawinan dan ratum-nya ikatan perkawinan tersebut, baik ditinjau dari sudut pelaksanaan esensinya maupun aspek yuridisnya. Bahkan mengenai hal itu, para pakar adat Batak (Batakolog) tidak sanggup menunjukkan saat yang tepat (Anicetus, 1976:7-8).
Topik Pembahasan:
Topik Pembahasan:
Tahapan Ritus Perkawinan Adat Batak Toba
Bacaan:
Bacaan:
- Anicetus B. Sinaga, Permata Perkawinan Adat Batak Toba dalam Jurnal SAWI edisi No. 3. April 1990). Jakarta: KKI-KWI, 11 Desember 1976.
- Ompu Sanggam, Partording ni Paradaton. Balige: Indera, 1972
- W. Hutagalung,
- SA. Niessen, op. cit., 1985
- Billy Situmorang, Ruhut-ruhut ni Adat Batak. Medan: Tulus Jaya, 1977