Nabi Amos, si Peternak yang dipanggil Allah |
Salah seorang nabi dalam Perjanjian Lama yang memberi kesan 'berani dan tanpa tedeng aling' dalam mewartakan misinya adalah nabi Amos.
Amos adalah seorang nabi profesional, kendati memiliki latarbelakang seorang peternak dari Tekoa (Am 1:1), sebuah desa yang terletak di pinggiran gurun Yehuda, kira-kira 15 km di sebelah selatan Betlehem.
Selain seorang penggembala, Amos juga memungut buah ara hutan, sejenis buah yang harus ditusuk atau dipotong segera sebelum menjadi masak hingga siap dikonsumsi (bdk. Taw 27:28).
Untuk menambah pendapatannya Amos juga melakukan pekerjaan musiman di sebelah barat Yehuda, di mana pohon ara hutan itu tumbuh (bdk. Raj 10:27). Ia memilih daerah ini karena jenis pohon ara hutan tidak ada di Tekoa.
Masa Kenabian Amos
Pewartaan Amos bermula dari kontroversi antara nabi Allah dan imam israel di utara, sebab di masa itu orang yang menyampaikan firman Allah secara terus-menerus adalah orang yang bertentangan dengan penguasa, para imam dan orang-orang yang tidak mamu menerima pesannya.
Amos memulai misinya dengan pernyataan kontroversi, "Aku ini bukan nabi !" tetapi serentak sesudahnya ia mengatakan bahwa Allah menyuruhnya bernubuat, "Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel!" Tak berhenti disitu. Amos juga mengatakan bahwa "Aku ini (dulu) tidak termasuk golongan nabi!"
Amos memang tidak berniat menonjolkan perutusannya sebagai nabi, kendati ia sadar bahwa suatu hari nanti Tuhan memanggilnya untuk bernubuat kepada kerajaan utara.
Pernyataan Amos ini menjadi sangat penting, karena beberapa nabi - yang memang dipersiapkan secara profesional dan murid-murid mereka yang menyalahgunakan jabatan mereka serta (hanya) menyampaikan apa yang INGIN didengar oleh para penguasa (Raj 22:6-23). Pendek kata, Amos adalah nabi pertama yang meninggalkan warisan tertulis bagi kita, sebagaimana termaktub dalam Kitab Suci Perjanjian Lama.
Zaman Amos
Kenabian amos tejadi di masa Yerobeam II, anak Yoas, yang memerintah di Israel pada tahun 793-753 SM setelah perpecahan kerajaan pasca kejatuhan Salomo (2 Raj 14:23-29). Hal ini tampak dari bagian penting dari pewartaan Amos, yakni pertentangan antara Amos dan Amazia (Am 7:10-17).
Di masa kenabian Amos, Yerobeam II dari Israel bersama dengan Uzia dari Yehuda memperluas wilayah kekuasaanya hingga hampir seluas kekuasaan Daud dan Salomo (2 Raj 14:1-22; 2 Raj 15:1-7).
Keberhasilan ini turut meningkatkan perdagangan internasional hingga banyak pedagang menjadi kaya. Kekaayaan itu selanjutnya menimbulkan ketidakadilan dan ketamakan dan orang miskin diabaikan hingga para nabi, para imam, hakim-hakim dan orang miskin yang mencari keadilan.
Pewartaan Amos
Situasi di atas digambarkan dengan apik oleh Amos di mana kelompok kaya dan miskin (Am 5:10-11,15; 6:4-5), orang miskin yang ditindas (Am 2:6-7; 5:11; 6:3-6), bahkan orang miskin yang dijual menjadi budak (Am 2:6,8).
Di sisi lain orang-orang kaya memiliki istana-istana megah: istana musim panas dan istana musim dingin (Am 3:15) dengan perabot yang mewah (Am 6:4) dan suka berpesta dan menikmatai makanan lezat diiringi kabaret (Am 6:4-6).
Oleh Amos, perempuan-perempuan dari golongan kaya ini digambarkan bak "lembu-lembu dari Basan" yang manja dan mendorong para suami mereka berlaku tidak adil dan bermabuka-mabukan (Am 4:1). Golongan kaya ini membeli keadilan di tempat-tempat suci di Betel, Gilgal dan di daerah sekitarnya (Am 5:4,5).
Singaktnya di masa itu Israel menyembah dewa lain yang bahkan tidak dapat menolongnya (Am 8:14), dan oleh karena itu Amos menegaskan bahwa Allah ingin agar Israel perlu diperbaharui (Am 3:14; 7:9; 9:1-4). Allah membenci kecongkakan merka (Am 6:1-8) dan Ia merencakan untu memusnahkannya (Am 6:9-14). Lanjut Baca!
Posting Komentar